Kata Kepribadian dalam bahasa
inggris Personality berasal dari bahasa Latin: persona yang pada mulanya
menunjuk kepada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara dizaman
romawi pada waktu memainkan peran-perannya. Dari sini lambat laun persona
menjadi istilah yang mengacu kepada gambaran social tertentu yang diterima oleh
individu dari kelompok atau masyarakat. Dimana kemudian individu tersebut
diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran social
(peran) yang diterimanya itu.
Atau kepribadian dapat diartikan
sebagai cirri yang paling menonjol pada suatu pribadi (individu). Walaupun
arti-arti ini enak, mudah diterima; tetapi dalam keluasan aspek arti-
berubah-ubah peran, karakter menyesuaikan dengan kondisi, status dan lingkungan
yang melingkupinya.
Dalam psikologi kepribadian adalah
menurut George Kelly; cara yang unik dari individu dalam mengartikan
pengalaman-pengalaman hidupnya. Gordon Allport mengartikan; “sesuatu” yang
terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh
tingkah laku individu yang bersangkuta”. Atau suatu organisasi dinamis dari
system psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu
secara khas”.
Sigmund frued memandang kepribadian
sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga system; Id, Ego, Super Ego. Dan
tingkah laku, menurut frued tidak lain merupakan hasil dari konflik-konflik dan
rekonsiliasi ketiga system tersebut.
Dalam melihat manusia para pakar
dipengaruhi oleh system umum yang ada, khususnya filsafat dan asusmsi-sasumsi
yang dipercayainya. Itu semua antara lain;
1.
Kebebasan dan ketidak bebasan
Filosof eksistensialis menganggap
manusia itu bebas, sehingga psikologi humanisme, eksistensialisme (Maslow,
Frankl, Roger dll) percaya kebebasan manusia. Sedangkan dilain pihak Skinner
dan frued tidak percaya kebebasan. Manusia itu deterministic.
2.
Rasionalitas dan Irasionalitas
Pertanyaan apakah dalam tingkah laku
manusia digerakkan oleh kekuatan-kekuatan yang rasional atau irasional. Maslow
(rasional), skinner (rasional-Irasional), Frued (Irasional)
3.
Holisme dan elementalisme
Holisme mengatakan bahwa suatu
fenomena harus dilihat dan hanya bisa dimengerti dalam keseluruhannya
(totalitas). Elementalisme menekankan bahwa sesuatu hanya bisa dipelajari dan
diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek-aspek secara terpisah. Frued dan
Maslow (Holisme), Skinner (elementalisme)
4.
Konstitusionalisme dan enveronmentalisme
Konstitusionalisme beranggapan bahwa
kepribadian, tingkah laku ditentukan oleh unsure-unsur yang sudah ada dalam
tubuh manusia. Seperti Hipocrates mengatakan kepribadian atau tingkah laku
dipengaruhi oleh keseimbangan 4 cairan (Udara, api, air dan tanah) = darah,
sumsum hitam, sumsum kuning dan lendir. Frued dan Maslow (Konstitusional).
Sedangkan enviromentalisme percaya kepribadian, tingkah laku dipengaruhi oleh
lingkungan yang mempengaruhi, dan belajar. Skinner (Enviromentalisme).
5.
Berubah dan tak berubah
Frued percaya bahwa kepribadian
manusia itu “tak berubah”. Ditentukan oleh atau dipengaruhi pada masa
pendidikan atau perlakuan masa kecil. Sementara Skinner dengan teori
belajarnya. Kepribadian manusia itu akan selalu berubah menuju keying lebih
tinggi.
6.
Subjektivitas dan objektivitas
Apakah manusia itu hidup dalam
pengalaman yang personal atau subjektif dan tingkah lakunya ditentukan oleh
subjektivitas itu atau tingkah laku ditentukan oleh factor-faktor eksternal dan
objektif. Carl Rogers, Frued, Maslow (subjektivitas). Sedangkan Skinner
(Objektivitas).
7.
Proaktif dan reaktif
Dimanakah sesungguhnya sumber
penyebab tingkah laku manusia itu? Apakah manusia mengungkapkan tingkah laku
didorong atau ditentukan oleh kekuatan-kekuatan internal atau oleh
kekuatan-kekuatan eksternal. Frued walau dalam cabang-cabangnya berbeda dengan
Maslow masuk dalam (Proaktif) sedangkan Skinner (reaktif)
8.
Homeostatis dan heterostatis
Konsep Homeostatis adalah konsep
yang bersumber pada gagasan equilibrium (keseimbangan) fisis leibnisz,
menerangkan bahwa tingkah laku manusia terutama dimotivasi atau digerakkan
kearah pengurangan ketegangan-ketegangan internal yang terjadi akibat
ketidakseimbangan fisis (lapar, haus, kekurangan oksigen dan stimuli indrawi),
sehingga (dengan bertingkah laku itu) keseimbangan bisa dicapai kembali dan
terpelihara pada taraf yang optimal. Sedangkan konsep heterostatis dilain pihak
menerangkan bahwa tingkah laku manusia itu terutama dimotivasi kearah
pertumbuhan, pencarian stimulus (stimulus seeking), dan pengungkapan diri (self
actualization). Frued percaya Homeostatis dengan teori nalurinya. Dimana dia
mengatakan tingkah laku manusia digerakkan dan ditujukan kearah pengurangan
teganngan-teganngan yang diakibatkan oleh memuncaknya energi naluri-naluri dari
ID. Dollar dan Miller tokoh behaviorism percaya Homeostatis. Skinner tidak
percaya dengan Homeostatis dan Heterostatis. Maslow dkk percaya Heterostatis.
9.
Dapat diketahui dan tak dapat diketahui.
Sebagian percaya bahwa manusia dapat
diketahui total sedangkan yang lain menganggap manusia tidak dapat diketahui
banyak apalagi total. William James, Maslow percaya manusia hanya bisa
diketahui sedikit, sedangkan Frued, Skinner, Watson percaya manusia bisa
diketahui secara lengkap dengan setahap demi setahap.
Teori Kepribadian Sigmund Frued
(psikoanalisa)
Kepribadian menurut Frued adalah
gabungan tiga system yang berkaitan membentuk suatu totalitas. Frued membuat
system yaitu Id, Ego dan Super Ego.
Id (atau das Es) adalah system
kepribadian yang paling dasar, system yang didalamnya ada naluri-naluri bawaan.
Id adalah system yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang
dibutuhkan oleh system yang lain (Ego dan Super Ego) dalam operasi-operasi
kegiatannya.
Id tidak bisa mentoleransi
penumpukan energi yang bisa menyebabkan meningginya taraf tegangan organisme
atau individu secara keseluruhan. Bagi individu meningginya tegangan adalah
suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu, apabila terjadi
penegangan pada organisme (penegangan itu meningkat), misalnya karena stimulasi
dari luar (suhu, cahaya dan bunyi yang intensitasnya tinggi) maupun karena
stimulasi dari dalam (lapar, haus, kekuranngan oksigen). Maka Id akan
mengurangi keteganngan itu untuk mengembalikan pada keadaan normal (semula).
Disinilah dikatakan bahwa Id dalam menjalankan fungsinya dilandasi oleh maksud
mempertahankan konstansi (the principle of constancy) yang ditujukan untuk
menghindari keadaan yang tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan
( the pleasure principle).
Untuk mencapai ini Id melakukan 2
fungsi
1) Tindakan Refleks à yaitu
bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera,
serta adanya pada individu adalah bawaan. Contoh; menghisap, mengedipkan mata
dll.
2) Proses primer adalah suatu
proses yang melibatkan tindakan psikologi yang rumit. Id atao organisme secara
umum berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek
yang bisa mengurangi tegangan. Misalnya orang lapar membayangkan makanan.
Tindakan memuaskan rasa lapar kadang mimpi makan (proses primer). Bagi
Id, objek yang dihadirkan tadi lewat bayangan dianggap nyata. Tetapi
bagaimanapun orang tak akan kenyang denngan membayangkan saja makanan. Dengan
ini organisme butuh system yang lain yaitu Ego.
Ego adalah system kepribadian yang
bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek kenyataan dan
menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the reality principle).
Apabila dikaitkan dengan makan dan rasa lapar tadi, maka ego mengarahkan orang
yang sedang lapar tadi pada makanan. Dengan petunjuk ego inilah maka orang yang
sedang lapar tersebut berfikir bahwa rasa laparnya dapat diatasi dengan jalan
makan makanan.
Kata Frued Ego terbentuk pada
struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Proses
yang dijalankan oleg ego untuk memuaskan rasa rapar tadi dikatakan proses
skunder (secondary process). Dengan proses ini, ego melihat rencana pemuasannya
itu dapat dilaksanakan atau tidak. Disamping itu ego juga mengarahkan dan
mengetes realita. Apakah ini pemuasnya atau bukan, dapat dimakan atau tidak
dst. Dalam menjalankan fungsinya ego melibatkan fungsi lain yaitu kognitig dan
intelektual. Ego secara umum hanya menuruti apa yang diinginkan oleh Id. Tetapi
Ego juga menghambat Id bila pengungkapan naluri-naluri Id itu mengarah kepada
pengungkapan yang tidak layak, tidak bisa diterima oleh lingkungan dst. Jadi
fungsi paling dasar dari ego adalah pemelihara kelangsungan hidup individu.
Super Ego (istilah Frued: das
Ueberich) adalah system kepribadian yang berisikan nilai-nilai aturan-aturan
yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Frued Super ego
terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai aturan-aturan yang diperoleh oleh
individu dari sejumlah figure yang berperan, berpengaruh, atau berarti (orang
tua, guru). Fungsi utama super ego adalah :
- Sebagai pengendali doronngan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls itu disalurkan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat.
- Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengnan kenyataan.
- Mendorong individu pada “kesempurnaan”. Bila ego berkonflik dengan super ego, keluarlah aktivitas ego lewat rasa bersalah, penyesalan dll.
Dinamika Kepribadian
Frued seperti anak zamannya percaya
bahwa energi yang digunakan oleh manusia itu hanya berasal dari makanannya. Dan
percaya pada hukum kekekalan energi ( conservation of energi) yang berasal dari
fisika. Menurut hokum ini energi hanya dapat diubah dari energi satu ke yang
lain dan jumlah total energi itu tetap tak bisa ada perubahan dialam ini.
Energi psikis ke fisik itu dapat dipertukarkan dan id adalah jembatannya.
Naluri
Naluri atau instink adalah
representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang)
pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya kebutuhan. Bila kita butuh makan
misalnya, energi dihimpun untuk menekan dan mendorong individu agar bertindak
untuk memenuhinya. Dengan terpenuhinya kebutuhan itu tegangnan, tekanan akan
berkurang.
Disini terlihat pada naluri ada
empat unsure; a) sumber, upaya, objek dan dorongan. Sumber naluri adalah
kebutuhan. Upayanya adalah mengisi kekurangan atau memuaskan kebutuhan,
sedangkan objeknya adalah hal-hal yang bisa memuaskan kebutuhan (misalnya makan
untuk naluri lapar dll). Adapun unsure dorongan adalah jelas naluri bersifat
untuk mendorong atas diri individu bertindak atau bertingkah laku.
Frued mengatakan bahwa naluri adalah
quantum dari energi psikis. Id adalah penyedia energi dan kawasan pemukiman
dari naluri. Dengnan ini Id semacam dynamo yang mengahasilkan energi psikis
bagi perputaran operasi-operasi kepribadian. Energi psikis ini diolah dan
dihasilkan oleh id dari energi fisik yang berasal dari proses-proses
metabolisme tubuh.
Menurut Frued, sumber dan upaya
naluri adalah tetap, tetapi dengan adanya kematangan fisik individu, akan
tumbuh kebutuhan-kebutuhan atau naluri-naluri baru. Demikian juga objek pemuas
bisa juga berubah-uabah inisemua dikarenakan sifat energi psikis yang bisa dialiharahkan.
Tingkah laku individu dibangkitkan
oleh keadaan peka (memuncaknya tegangan), dan ditujukan untuk mengurangi
tegangan itu. Artinya cirri naluri adalah regresif, disamping itu juga berciri
konservatif (memelihara keseimbangan; homeostatis). Artinya ini akan berulang
ulang; tenang-tegang-tenang-seterusnya. Frued mengatakan keharusan untuk
mengulang (repetition compulsion). Frued juga
amengatakan disamping stimulus-stimulus internal juga eksternal, hanya internal
lebih penting dari eksternal.
Penyaluran dan Penggunaan energi
psikis
Pada mulanya id adalah penguasa
tunggal energi psikis. Seluruh energi digunakan untuk tindakan reflek dan
proses primer dalam upaya memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu membedekan antara
yang imajiner dan nyata. Itu terlihat pada contoh bayi (individu yang
sepenuhnya dikuasai id). Apabila bayi lapar, maka apa saja dimasukkan mulutnya;
jari (reflek menghisap) dan lain-lain. Karena id masih tidak mampu memuaskan
kebutuhannya ia butuh ego. Karena ego tidak mempunyai energi psikis, ego
mengambilnya dari id. Diversi dari energi psikis id ke ego berjalan melalui
mekanisme yang disebut identifikasi. Yaitu proses atau upaya upaya pembelajaran
untuk membedakan mana yang betul-betul alat pemuas kebutuhan, mana yang bukan.
Dan individu harus mencocokkan objek pasangan antara yang ada dalam pikiran,
bayangan, kenyataan dan kebutuhan. Mekanisme
identifikasi ini adalah proses sekunder ego.
Selanjutnya dengan identifikasi, ego
memperoleh wewenang untuk menggunakan energi, untuk proses lainnya seperti
mengamati, mengingat, memperbedakan, memutuskan, mengabstraksi,
menggeneralisasi, dan berfikir. Sejumlah energi psikis dari id sendiri bahkan
digunakan untuk menghalangi atau mencegah agar id tidak memunculkan
naluri-naluri rasional dan destruktif. Kekuatan mencegah disebut antikteksis.
Kateksis (pemusatan energi) ego juga
dapat dilakukan dengan menyimpangkan sedikit walau masih berhubungan dengan
kebutuhan id. Misalnya rasa lapar, mendorong ego untuk mengunjungi restoran
baru, cari resep-resep makanan, beli alat masak dan lain-lain.
Karena ego tak punya energi sendiri,
id selalu mensubsidi energi itu, ini dilakukan karena egolah yang dapat
memuaskan id secara real. Bila ego tidak mampu memenuhi itu, maka suplai energi
akan dikurangi.
Demikian juga suplai id kepada super
ego. Ini diawali dengan ketergantungan anak (dominant id) terhadap orang tua
(pengasuh, guru dan lain-lain). Dari orang tualah anak mendapatkan kepuasan
kebutuhan-kebutuhannya. Disamping itu orang tua adalah agen penanam nilai-nilai,
tradisi, ideal-ideak yang berlaku dimasyarakat dan lain-lain. Agar anak
mengikuti apa yang ingin ditanamkan oleh orang tua, orang tua menggunakan
teknik penguatan (reinforcement), baik penguatan positif (hadiah), bisa
negative (hukuman). Penguatan itulah yang membuat anak-anak ingin mengulangi
dan tidak ingin mengualangi perbuatannya pada suatu hal. Dengan ini semua maka
mulailah terjadi identifikasi terhadap orang tua. Dari sinilah awal
terbentuknya super ego (dimana dengan itu juga kebutuhan id akan terpenuhi).
Untuk selanjutnya ada proses internalisasi, dan super ego berperan sebagai
wakil dari orang tua dan masyarakat, dengan tugas sebagai pengendali dan bahkan
penghambat atas pengekspresian dorongan-dorongan primitive id, terutama seks
dan agresivitas. Disamping itu juga super ego adalah pengarah ego kepada
tujuan-tujuan ideal moral.
Baik id maupun super ego, ingin ego
berada dipihaknya. Apabila ego degan antikateksisnya cukup kuat, maka kedua
system yang bertolak belakang dan sama-sama ingin tampil dominant, bisa
didamaikan sehingga kepribadian akan terintegrasi dengan baik.
Kecemasan
Apabila stimulus stimulus yang
membahayakan terus menerus menghantui atau mengancam individu maka akan timbul
anxiety (kecemanan). Kecemasan ada Riel (yang menekan adalah nyata; api,
binatang, orang jahat, penganiayaan, hukuman dan lain-lain). Neurotik (tidak
terkendalinya naluri primitive oleh ego yang nantinya mendapatkan hukuman.
Sebab hukuman itu berasal dari luar) dan Moral (seperi neurotic, tetapai
hukumanya berasal dari dalam. Rasa bersalah, berdosa dan lain-lain).
Mekanisme Pertahanan Ego
Ego membuat pertahanan agar
kecemasan baik karena tuntutan Id atau super ego tidak banyak terjadi atau
mungkin dikendalikan.
1.
Represi
Mekanisme meredakan kecemasan dengan
cara menekan dorongan atau kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan yang
menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam alam tak sadar. Untuk mengurung
dorongan itu ke bawah, dibutuhkan energi ekstra agar tidak muncul lagi kea lam
sadar. Pengurasan energi ini bisa membuat tidak efektifnya ego menuntun tingkah
laku individu. Tingkah laku neurotic, penyakit psikosomatik, dan penyimpangan
lainnya adalah akibat dari represi itu. dan juga kata frued, dorongan-dorongan
yang di repress dapat muncul melalui mimpi, salah ucap dan lain-lain. Frued
mengatakan hal seperti itu adalah psycho pathology of everyday life
(psikopatologi kehidupan sehari-hari).
2.
Sublimasi
Mekanisme pertahanan ego yang
ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan
dorongan primitive id yang menjadi penyebab kecemasan kedalam bentuk (tingkah
laku) yang bisa diterima dan bahkan dihargai masyarakat. Misal orang yang gagal
minat seksualnya, menggiatkan diri kepada olah raga orang yang punya dorongan
agresi kuat, menjadi tukang jagal. Orang kurang mampu dicintai, sibuk dengan
meneliti dan seterusnya.
3.
Proyeksi
Pengalihan dorongan, sikap, tingkah
laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain. Anak yang malas, gagal
ujian, mengatakan gurunya sentiment, orang tuanya tak perhatian padanya dan
lain-lain.
4.
Displacement
Pengungkapan dorongan yang
menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya atau
kurang mengancam dibanding objek individu semula. Siswa yang dihukum gurunya,
lalu melampiaskan keinginannya dengan merusak prabot sekolah dan lain-lain.
5.
Rasionalisasi
Upaya individu menyelewengkan atau
memutarbalik kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengancam ego, melalui
dalih yang seakan masuk akal, sehingga kenyataan itu tak lagi mengancam ego
yang bersangkutan.
6.
Reaksi formasi
Perepresian dorongan dengan
bertingkah laku sebaliknya yang berlebihan. Seorang ibu yang membenci anaknya
(karena cemas, takut, ditentang dengan keras oleh super ego dan lain-lain),
akhirnya bertingkah laku mencintai anaknya dengan berlebihan.
7.
Regresi
Menghindari kecemasan dengan
mengambil tindakan, kembali kepada taraf perkembangan yang lebih rendah. Misal
gadis yang takut ditinggal oleh pacarnya, bertingkah laku kekanak-kanakan. Atau
anak kecil yang baru punya adik, karena takut kasih sayang dari orang tuanya
hilang, maka ia ngompol lagi, bisa jadi sangat mandiri (mirip reaksi formasi).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Teori Frued berlandaskan pada :
- Kepribadian dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal.
- Energi seksual (libido) ada sejak lahir, kemudian berkembang melalui tahapan psikoseksual, yang bersumber pada naluriah organisme.
Ada 4 fase perkembangan kepribadian
yang berkaitan dengan daerah oragen (daerah tubuh yang apabila dirangsang
menimbulkan kenikmatan tertentu) yaitu;
1.
Fase Oral (Mulut)
Ada pada bayi, daerah mulut dominant, senang menghisap
2.
Fase Anal (dubur)
Tahun ke tiga, senang dengan kotorannya sendiri.
3.
Fase falik (alat kelamin)
Tahun ke 4 dan kelima, senang membuat main kelaminnya
sendiri.
4.
Fase genital (daerah reproduksi)
Masa pubertas, individu mulai senang dengan lawan jenis.
Pada awal remaja kata frued semua anak adalah homoseksual.
Wadaslintang, 22 Mei 2011
menarik
|
Kepribadian itu memiliki banyak
arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari
kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
Kepribadian secara umum
Personality atau kepribadian berasal
dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para
pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada
bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.
Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena
hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan
kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya
selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif
(menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai
“baik” atau “buruk” karena bersifat netral.
Kepribadian menurut Psikologi
Untuk menjelaskan kepribadian
menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari George Kelly yang memandang
bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan
pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian
sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi
arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
Lebih detail tentang definisi
kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan
pikiran individu secara khas.
Allport menggunakan istilah sistem
psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu
sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara
keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan
istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap
individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang
berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian
sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan
Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari
konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut.
Dari sebagian besar teori
kepribadian diatas, dapat kita ambil kesamaan sbb(E. Koswara):
1. sebagian besar batasan melukiskan
kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku
dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian.
Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi
penentu atau pengarah tingkah laku kita.
2. sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan.
2. sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan.